FARADIBAH


Do You Know Me ???

Foto saya
padang, sumatera barat, Indonesia
BERBURUH BUKU, MENYANTAP SAJIAN BAB BUKU, MELAHAP ARTIKLE, MENCICIPI CERPEN DAN NOVEL, NGEBROWSING TIPS AND TRIK SOMETHING, itulah Ane, Sang Chef
AHLAN WA SAHLAN ^_^

Traffic

Minggu, 16 Oktober 2011

Aku Vs Mesin Tik


Baru saja selesai rapat proker oleh DPM. Teman-teman sepengurusan penasaran dengan hasil kerjaanku di belakang. Siapa menduga kalau aku sedang sibuk dengan hasil cerpenku dibelakang rapat. Salah satunya si butet alias Imel. Jangan tanyakan siapa dia, karena ini menyangkut privasi dan keamanan identitas yang sedang di WANTED!.*anggap saja aku sedang mengidolakanmu, mel/.
Aku bergegas menuju keluar dari tempat pemukiman orang-orang serius itu. berjalan menuruni tangga sambil masih memikirkan bagaimana tugas laporanku nanti. Aku perlu diskusi antara chef dengan sang mesin pembasmi jari-jari , antar empat mata saja aku merundingkan masalah berat ini, mataku dengan mata beliau. *mata mesin tik ada berapa yah?/. aku perlu berunding, melobi beliau agar sewaktu-waktu sesampainya di kost aku tidak kerepotan untuk mengetik huruf-huruf pada tombol tersebut. Di agkot, aku masih berpikir dan berpikir. “aduh, sang mesin penghancur jari-jariku, aku harap kita bisa berdamai kali ini. mudah-mudahan engkau tak berbuat ulah kali ini. mudah-mudahan pita tintanya masih kental alias masih terpakai. Aku harap mergennya sudah tertata 4.3.3.3 . itu membutuhkan waktu lima menit, kemudian menggarisi marginnya, menggambar skema alatnya. Aduh,,,masih banyak ternyata. Entar kalo kita damai, chef janji deh bakalan cervise lu full”. Yess!! Kalimat yang tepat untuk perundingan nanti dengan mesin tik ku sudah ku tata rapi. Mudah-mudahan engkau bisa ngomong. *maklumi saja chef stress berat/.
Masih berpikir ternyata, dan ternyatanya lagi sang kakak juga menaiki angkot yang sama denganku. Oh tidak!. Mengapa anti mengikuti ana?. Ini cukup untuk diledeki oleh teman-temanku. Terutama si butet (imel). Si imel bukanlah orang batak, justru aku yang batak. Opz, bukan! Maksudku aku dan keluarga yang tinggal di batak, namun aslinya kami masih berdarah minang. *fiuh..hampir saja di ledeki lagi/. Si imel yang justru sering menyebutku butet..butet…karena dulu dia pernah melihatku bercakapan dengan temanku dan kami asyik ngobrol berbahasa batak. Dia menyebutku “si butet”  “HORASSS..” “olo…olo…olo….” Padahal ia tidak mengetahui apa artinya. Jika seandainya aku mengatakan “Joko”  tau ga’ yah dia artinya?. Mudah-mudahan beliau tidak mengartikannyan di KBBB (Kamus Besar Bahasa Batak). 
Sekali lagi aku menyarankan para pembaca jika ingin membaca blog ku, harap bersabar. *maklumiorangdivergen,pikirannyameloncatloncat/.
Akhirnya kakakku menyapaku, dia menawarkan hal yang ku pikir cukup menyenangkan otakku setelah lama berpikir tentang perseteruan antara aku dengan sang mesin tik. Beliau mengajakku makan bakso. Oh tidak! Siang bolong gini makan bakso?. Mending dia mengajakku berendam di air es.
Selepas perbincanganku dengan beliau selama di angkot, tak lama kemudian sampai juga di lokasi dimana aku hendak menaiki bus. Aku dan kakakku berjalan menuju kost masing-masing. *kok saudaraan ga sekost chef??../.
Akhirnyaaaaa……..mulailah diskusi antara aku dengan sang mesin pembasmi jari-jari. Aku mengetikkan apa yang hendak ku ketikkan. Seperti inilah kesalahan yang di timbulkan oleh mesin tik tersebut :
“ Vislossitas atua cairna nurmi merpuokan ondeks hambaytan aliur xairan. “
Seharusnya..
“Viskositas atau cairan murni merupakan indeks hambatan alir cairan”
Huh..!Aku perlu berdiskusi dengan Rektor masalah kekerabatan dengan mesin tik ini. lebih baik kami disarankan membuat laporan dari bulu ayam di tulis di atas daun-daun pisang. Itu lebih kreatif.
Selama basmi-membasmi antara aku dengan mesin pembasmi jari-jari itu berlangsung, perutku mulai memberontak. Aku telah berdosa tidak memberinya makan siang kali ini. “yang sabar ya,,,kita doakan aja ada seorang peri cantik yang rela memberikan makanan untuk kita” pikirku. Imajinasi demi imajinasi melayang-layang di udara. Sampai kapan sang peri itu akan tiba. Sampai detik ini sang peri belum juga manampakkan sosoknya. Hem…jadi ingat film Bidadariku waktu aku masih kecil dulu. Yang di perankan oleh Marshanda dan si Bom-bom yang aku tidak menghapal namanya. Sosok Bidadarinya amat cantik, molek, bersahaja, memakai tongkat ajaib, memakai gaun putih kembang seperti Cinderella, memakai make-up,daaannn…….membawa makanan ke kamarku. Aduh..perut keroncongan ini tidak bisa di ajak kompromi. Kalah egoisnya dengan mesin tik. Sepuluh menit kemudian, datanglah seseorang dari depan pintu. Ia mengetuk pintu tersebut. Kasihan pintunya, sakit ga yah di jitak gitu?. Semoga dia lebih bersabar dariku.
Seorang gadis mengucapkan salam tanda ia sedang mendoakan keselamatanku. *Amin…mudah-mudahan keselamatan perutku/. Dan ternyata teman sekamarku yang datang. Beliau baru saja sampai dari bertamasya dengan keluarganya di kampung, bercanda tawa dengan ibu dan ayahnya. Berpelukan dengan kedua orang tua yang amat ia cintai. Akupun membukakan pintu untuk beliau tanpa berharap lebih. Aku langsung bergegas mengambil posisiku lagi dimana aku sedang bergulat dengan mesin tik. *sungguhmonotonsekali/. Mulai mengetik, mudah berkonsentrasi, mudah berpacu, mulai membalap jari-jari yang sudah setengah nyawa lagi. Kasihan sekali jari-jariku, aku perlu bekonsultasi dengan dokter ahli penyakit jari-jari. *kalauada/.
Tak ada angin, tak ada hujan, tak da hembusan pertanda sedang muncul Bidadari, apalagi sang Nenek Lampir. Yang ada hanya sang teman. Dan ternyataaaa….ia membawakan gorengan untukku. Alhaammdulillaaaaaaaaahhhhh……doa chef terkabul. Ternyata bidadari yang ku dambakan itu, yang amat molek itu, amat beauty, memakai sayap, tongkat ajaib, memakai make-up, dan sepatu kaca *berlebihanchef/ adalah kak iil sendiri. Ga nyangka Allah mengumpakannya sebagai Bidadari untukku. Ckckckck...ku sarankan engkau tidak membaca blog ku kak. tapi yang ku bingungkan mengapa sosoknya tak mirip dengan yang ada di khayalanku?. Mungkin saja beliau cepet-cepet ganti kostum sebelum aku membukakan pintu untuknya.
Sejam kemudian, tak ku sangka bahwa laporanku selesai juga. Banyak hal yang tak tertuga bagiku hari ini. mulai dari kisah rapat dengan DPM, bertemu dengan kakakku, mesin tik, perut keroncongan, bidadari impian, dan aku. Kisahku. Hanya sebatas kisah. Cerita di atas cerita. Namun tak banyak dari setiap yang blog ku ini adalah merupakan cinta. Yah, cinta di atas cinta. Cinta dengan hobi. Cinta dengan kehidupan yang di amanahkan kepadaku. Aku heran mengapa Allah mengamanahkan roh ini kepadaku. Aku justru berpikir bahwa aku tak layak di amanahkan. Namun, ketika dari pengalaman di atas pengalaman, tausyiah di atas tausyiah, baru aku mengerti tentang arti amanah kehidupan. Yah..aku sekarang berusaha untuk mengindahkan tuntutan dan tuntunan Mu sang Robbi. Karna perjalanan ini adalah Amanahmu, maka tak salah ‘kan bila aku mengabadikannya di blog?!. Insyaallah tidak ada unsur Urgent dalam hal ini. hanya Aku dan Mesin tik yang bercerita. Apa kisahmu??????

2 komentar: