Baru saja selesai rapat proker oleh DPM. Teman-teman sepengurusan penasaran dengan hasil kerjaanku di belakang. Siapa menduga kalau aku sedang sibuk dengan hasil cerpenku dibelakang rapat. Salah satunya si butet alias Imel. Jangan tanyakan siapa dia, karena ini menyangkut privasi dan keamanan identitas yang sedang di WANTED!.*anggap saja aku sedang mengidolakanmu, mel/.
Aku
bergegas menuju keluar dari tempat pemukiman orang-orang serius itu. berjalan
menuruni tangga sambil masih memikirkan bagaimana tugas laporanku nanti. Aku
perlu diskusi antara chef dengan sang
mesin pembasmi jari-jari , antar
empat mata saja aku merundingkan masalah berat ini, mataku dengan mata beliau.
*mata mesin tik ada berapa yah?/. aku perlu berunding, melobi beliau agar
sewaktu-waktu sesampainya di kost aku tidak kerepotan untuk mengetik
huruf-huruf pada tombol tersebut. Di agkot, aku masih berpikir dan berpikir. “aduh, sang mesin penghancur jari-jariku,
aku harap kita bisa berdamai kali ini. mudah-mudahan engkau tak berbuat ulah
kali ini. mudah-mudahan pita tintanya masih kental alias masih terpakai. Aku
harap mergennya sudah tertata 4.3.3.3 . itu membutuhkan waktu lima menit,
kemudian menggarisi marginnya, menggambar skema alatnya. Aduh,,,masih banyak
ternyata. Entar kalo kita damai, chef janji deh bakalan cervise lu full”. Yess!!
Kalimat yang tepat untuk perundingan nanti dengan mesin tik ku sudah ku tata
rapi. Mudah-mudahan engkau bisa ngomong. *maklumi saja chef stress berat/.
Masih
berpikir ternyata, dan ternyatanya lagi sang kakak juga menaiki angkot yang
sama denganku. Oh tidak!. Mengapa anti mengikuti ana?. Ini cukup untuk
diledeki oleh teman-temanku. Terutama si butet (imel). Si imel bukanlah orang
batak, justru aku yang batak. Opz, bukan! Maksudku aku dan keluarga yang
tinggal di batak, namun aslinya kami masih berdarah minang. *fiuh..hampir saja
di ledeki lagi/. Si imel yang justru sering menyebutku butet..butet…karena dulu
dia pernah melihatku bercakapan dengan temanku dan kami asyik ngobrol berbahasa
batak. Dia menyebutku “si butet” “HORASSS..” “olo…olo…olo….” Padahal ia
tidak mengetahui apa artinya. Jika seandainya aku mengatakan “Joko” tau ga’ yah dia artinya?. Mudah-mudahan beliau
tidak mengartikannyan di KBBB (Kamus Besar Bahasa Batak).
Sekali
lagi aku menyarankan para pembaca jika ingin membaca blog ku, harap bersabar.
*maklumiorangdivergen,pikirannyameloncatloncat/.
Akhirnya
kakakku menyapaku, dia menawarkan hal yang ku pikir cukup menyenangkan otakku
setelah lama berpikir tentang perseteruan antara aku dengan sang mesin tik.
Beliau mengajakku makan bakso. Oh tidak! Siang bolong gini makan bakso?.
Mending dia mengajakku berendam di air es.
Selepas
perbincanganku dengan beliau selama di angkot, tak lama kemudian sampai juga di
lokasi dimana aku hendak menaiki bus. Aku dan kakakku berjalan menuju kost
masing-masing. *kok saudaraan ga sekost chef??../.
Akhirnyaaaaa……..mulailah
diskusi antara aku dengan sang mesin pembasmi jari-jari. Aku mengetikkan apa
yang hendak ku ketikkan. Seperti inilah kesalahan yang di timbulkan oleh mesin
tik tersebut :
“
Vislossitas atua cairna nurmi merpuokan ondeks hambaytan aliur xairan. “
Seharusnya..
“Viskositas
atau cairan murni merupakan indeks hambatan alir cairan”
Huh..!Aku
perlu berdiskusi dengan Rektor masalah kekerabatan dengan mesin tik ini. lebih
baik kami disarankan membuat laporan dari bulu ayam di tulis di atas daun-daun
pisang. Itu lebih kreatif.
Selama
basmi-membasmi antara aku dengan mesin pembasmi jari-jari itu berlangsung,
perutku mulai memberontak. Aku telah berdosa tidak memberinya makan siang kali
ini. “yang sabar ya,,,kita doakan aja ada
seorang peri cantik yang rela memberikan makanan untuk kita” pikirku.
Imajinasi demi imajinasi melayang-layang di udara. Sampai kapan sang peri itu
akan tiba. Sampai detik ini sang peri belum juga manampakkan sosoknya. Hem…jadi
ingat film Bidadariku waktu aku masih
kecil dulu. Yang di perankan oleh Marshanda dan si Bom-bom yang aku tidak
menghapal namanya. Sosok Bidadarinya amat cantik, molek, bersahaja, memakai
tongkat ajaib, memakai gaun putih kembang seperti Cinderella, memakai
make-up,daaannn…….membawa makanan ke kamarku. Aduh..perut keroncongan ini tidak
bisa di ajak kompromi. Kalah egoisnya dengan mesin tik. Sepuluh menit kemudian,
datanglah seseorang dari depan pintu. Ia mengetuk pintu tersebut. Kasihan
pintunya, sakit ga yah di jitak
gitu?. Semoga dia lebih bersabar dariku.
Seorang
gadis mengucapkan salam tanda ia sedang mendoakan keselamatanku.
*Amin…mudah-mudahan keselamatan perutku/. Dan ternyata teman sekamarku yang
datang. Beliau baru saja sampai dari bertamasya dengan keluarganya di kampung,
bercanda tawa dengan ibu dan ayahnya. Berpelukan dengan kedua orang tua yang
amat ia cintai. Akupun membukakan pintu untuk beliau tanpa berharap lebih. Aku langsung
bergegas mengambil posisiku lagi dimana aku sedang bergulat dengan mesin tik.
*sungguhmonotonsekali/. Mulai mengetik, mudah berkonsentrasi, mudah berpacu,
mulai membalap jari-jari yang sudah setengah nyawa lagi. Kasihan sekali
jari-jariku, aku perlu bekonsultasi dengan dokter ahli penyakit jari-jari. *kalauada/.
Tak
ada angin, tak ada hujan, tak da hembusan pertanda sedang muncul Bidadari,
apalagi sang Nenek Lampir. Yang ada hanya sang teman. Dan ternyataaaa….ia
membawakan gorengan untukku. Alhaammdulillaaaaaaaaahhhhh……doa chef terkabul.
Ternyata bidadari yang ku dambakan itu, yang amat molek itu, amat beauty,
memakai sayap, tongkat ajaib, memakai make-up, dan sepatu kaca *berlebihanchef/
adalah kak iil sendiri. Ga nyangka Allah mengumpakannya sebagai Bidadari
untukku. Ckckckck...ku sarankan engkau tidak membaca blog ku kak. tapi yang ku bingungkan mengapa sosoknya
tak mirip dengan yang ada di khayalanku?. Mungkin saja beliau cepet-cepet ganti
kostum sebelum aku membukakan pintu untuknya.
Sejam
kemudian, tak ku sangka bahwa laporanku selesai juga. Banyak hal yang tak
tertuga bagiku hari ini. mulai dari kisah rapat dengan DPM, bertemu dengan
kakakku, mesin tik, perut keroncongan, bidadari impian, dan aku. Kisahku. Hanya
sebatas kisah. Cerita di atas cerita. Namun tak banyak dari setiap yang blog ku
ini adalah merupakan cinta. Yah, cinta di atas cinta. Cinta dengan hobi. Cinta
dengan kehidupan yang di amanahkan kepadaku. Aku heran mengapa Allah
mengamanahkan roh ini kepadaku. Aku justru berpikir bahwa aku tak layak di
amanahkan. Namun, ketika dari pengalaman di atas pengalaman, tausyiah di atas
tausyiah, baru aku mengerti tentang arti amanah kehidupan. Yah..aku sekarang
berusaha untuk mengindahkan tuntutan dan tuntunan Mu sang Robbi. Karna perjalanan
ini adalah Amanahmu, maka tak salah ‘kan bila aku mengabadikannya di blog?!. Insyaallah
tidak ada unsur Urgent dalam hal ini. hanya Aku dan Mesin tik yang bercerita.
Apa kisahmu??????
Haha, ni chef pikirannya loncat2 mulu
BalasHapushahahah....
BalasHapuskasihan chef orangnya divergen