FARADIBAH


Do You Know Me ???

Foto saya
padang, sumatera barat, Indonesia
BERBURUH BUKU, MENYANTAP SAJIAN BAB BUKU, MELAHAP ARTIKLE, MENCICIPI CERPEN DAN NOVEL, NGEBROWSING TIPS AND TRIK SOMETHING, itulah Ane, Sang Chef
AHLAN WA SAHLAN ^_^

Traffic

Senin, 21 November 2011

Bercermin pada sebuah Magnet

manusia itu lumrah, amanah, titipan, bahkan buah hati juga . manusia itu juga khilaf adanya, tatkala ia berlaku dosa, wajar saja demikian, toh ia bukanlah Nabi, bukan pula malaikat, apalagi yang menjabat sebagai Tuhan. Astaghfirullah.....istighfar kita bila beranggapan bakal ada wujud sedemikian perfectnya seperti itu. tidak akan ada saudaraku. 

manusia itu memiliki hati nurani, sama ibarat magnet yang akan selalu cenderung menuju lawan kutubnya, namun ia enggan mengikat kutub yang satu jenis ataupun sesama kutub. ia akan saling tolak-menolak. 
itu hanya sebuah ilustrasi. Namun apakah antum dan antumna memahami maksud penulis?
akan aku uraikan pada pembahasan Eksak kali ini. mungkin sebuah perhitungan fisika. meski sebenarnya fisika itu merupakan salah satu tantangan berat dalam SKS mata kuliahku. (fiuh, untung saja masih dapat nilai B+ pas semester satu).

oke, back to topick..
coba lihat magnet. yah, sebuah magnet.  cukup saja sebagai sampel untuk memahami kinerjanya sebagai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. 
sebuah magnet yang apabila di pecah menjaadi dua bagian, kita akan mengira bahwa ia akan menyatu kembali dengan kutub yang sama. yah, (+) bertemu (+) dan sebaliknya (-) bertemu (-). namun salah nyatanya, sob. itu adalah sugestiku pada saat aku SD kelas 6 dulu. justru sebaliknya kutub yang satu akan saling tarik-menarik dengan kutub yang berlawanan. hal ini yang menyebabkan suatu kelengkapan.
yah, keserasian, keselarasan, bahkan saling melengkapi kekurangan dengan berbagi kelebihan yang ada. itulah proses pembentukan sebuah magnet. mereka akur meski berbeda jenis, mereka rukun meski tak sekandung ataupun serupa takjub, justru mereka perfect kendati perbedaan yang mutlak demikian . 

Subhanallah sekali keakraban itu. Namun bagaimana dengan manusia, kawan?
sudahkan kita berlaku akur di muka bumi yang agung ini?. tatkala kita yang selalu cemoohkan yang tidak sependapat dengan persepsi kita. kadang aku - atau bahkan sering - juga terlibat dalam aksi kericuhan ini. Yah, Sahabat blogger. kita di perolok-olok oleh media, yang kita padahal sesama muslim. atau kita yang suka memperdebatkan masalah pribadi, namun "acuh tak acuh" menanggapi masalah penganiayaan Palestine. 

mari bertopik pada sebuah magnet.  mereka terbuat dengan bahan dasar yang sama, namun beda kutub, mereka yang memiliki kriteria berbeda, tapi mereka justru semakin menyatu dengan adanya perbedaan tersebut. Lantas bagaimana dengan "kita" sobat???
apakah kita perlu bercermin pada sebuah magnet? malukah kita sobat dengan sikap sebuah benda mati, sedang kita adalah makhluk yang paling tinggi derajatnya. 
- kita - yang merupakan makhluk yang terlahir secara "suci", kita yang sesama muslim, satu perjuangan untuk menegakkan agama Allah SWT, namun kenapa kita yang justru dengan senangnya bertengkar dengan orang yang juga semuslim, seiman dengan kita, kawan?. tidakkah malu kita dengan mencomoohkan saudara kita sendiri, menjatuhkan harga dirinya, atau bahkan membuatnya terpojokkan?. aku disini merupakan salah satu dari penindasan atas sesama muslim itu. sakit bhatin juga menggores jiwa. Lantas mengapa kawan?. mengapa bukan Bani Israel saja yang engkau ledek se ledek-ledeknya? mengapa bukan Amerika saja yang kau fitnah sefitnah-fitbahnya? mengapa tak kau lemparkan saja batu ke Yahudi sebanyak-banyaknya??????????
kau sama saja dengan kaki-tangan mereka, sobat??
aku tersinggung dengan ulahmu, sobat.
inilah pertama kalinya sebuah ungkapan amarahku, kawan. 
jangan lihat kelembutan seorang wanita, tapi lihatlah setajam apa syarafnya merasakan gamparan atas kekecawaannya terhadap sikapmu, kawan...

mari bercermin pada sebuah magnet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar