FARADIBAH


Do You Know Me ???

Foto saya
padang, sumatera barat, Indonesia
BERBURUH BUKU, MENYANTAP SAJIAN BAB BUKU, MELAHAP ARTIKLE, MENCICIPI CERPEN DAN NOVEL, NGEBROWSING TIPS AND TRIK SOMETHING, itulah Ane, Sang Chef
AHLAN WA SAHLAN ^_^

Traffic

Rabu, 16 November 2011

Telepon rumahku

"kring..kring..kring..." bunyi telepon rumah berdering. mirip seperti suara jam alarm yang sering mengganggu tidurku di kala SD dulu. owch, bukan, masa sebelum sekolah dulu alias masih Taman Kanak-kanak. Yah..suara kuno itu sering kali membuatku kaget sambil melompat karena gempa bumi yang hanya segenggam tangan itu bisa saja merobohkan jantungku yang baru di daur ulang (?). yah....itulah sepintas sejarah telepon rumah. 

tau tidak apa saja keunggulan telepon rumah?. sini biar ku bisikkan &%$#@* (bla bla bla). 
1. yang pertama jelaslah sebagai alat komunikasi yang modern di tahun 90'an. 
wuich..subhanallah..keren couy..
ayahku beli telepon loh..mau liat???
temen-temen..nanti malam telepon aku yah, coz aku mau nanya pe'er

yah..begitulah zaman doeloe yang lagi heboh-hebohnya. -gempar- . namun bukan untuk era globalisasi sekarang. aku teringat di saat pertama kali ayah membeli telepon rumah. saat itu orang-orang di perkampungan belum ada satupun yang menggunakannya. -bahkan- cara penggunaannya masih primitif. *jadul/. kemudian orang-orangpun berbondong-bondong kerumah hanya ingin melihat telepon rumah tersebut. 
aha do langa on nggi? pisang?
wiuch..na keren ma ntong televisi on dah
alah..biasa dehe , palingan sebagai alat manokok paku, pinjam jolo bah
aha buseng langa i? alat peledak?!
macemlah...!! mau dijelasin "ini" apa, yang ada aku juga ga tau "itu" apa (?)
ketika aku hendak menjelaskan apa fungsinya -yang baru saja di ajarkan oleh pemilik telkom- maka akupun menggurui. begini :
aku : on ma dah udak, etek, dongan sekalian guarna telepon bagas
mereka : aha do guna nai?
aku : anggo manelepon alak na dao, bisa mangecet lewat telepon
mereka : anggo songoni minjam ma jolo so u telepon donganku so i oban ia salak ngen huta i.
ku berikan pada mereka telepon tersebut. -mereka- dengan memposisikan bagian sumber suara (headernya telepon) berada di bawah, dan sebaliknya footernya telepon berada di atas. "halo..halo....amang boru..ma idia do ho..oban jolo salak i sakarung dah...."
Gubraakkkk...!!!! gimana dia bisa denger apa yang di omongin orang yang ada di sumber telepon itu. tapi yang jelas mereka senang sekali dengan alat canggih yang memudahkan mereka berkomunikasi jarak jauh.

2. ini yang kedua. sebagai tolong-menolong.
dengan suatu kebanggaan bagi masyarakat "kantin-pasid" mengadakan penjamuan rutin untuk menghubungi sanak saudara mereka di kejauhan mata memandang. 
Jadi....kalau ada yang menelpon dari telepon rumah kami (jangan harap deh far kalo itu telepon dari fans kamu) tapi sudah pasti sanak saudara, koum, si oppung, si tulang, si butet, si bouk, si parmaen yang menelepon untuk tetangga sebelah, sebelahnya sebelah, sebelahnya sebelahnya lagi, sebelah sebelah sebelahnya dan sebelahnya sebelahnya sebelahnya sebelah dan sampai di ujung gang. *tuink/. yah..itulah kekompakan satu banjar kantin. dengan adanya itu, kali aje kekerabatan dan silaturrahmi jadi erat. 
pernah suatu kali telepon berdering
"kring..kring...kring....."
"yah halo...."
"assalamu'alaikum..."
"wa'alaikumussalam.."
"si ucok do on??? ma bia  kabar mu inang?"
(?)"ise d on?"
"au ma dah..si butet, donganmu"
(gubrak)"na si ucok au, tai si tanjung do dongan dah, anggo si ucok tetangga di sebelah do dongan i"
"o, pio ma jolo, adong potting"
aku samperin deh tetangga yang juga teman sepermainan pas umur 5 tahun
"ucok..ucok...adong donganmu ma mio ho, pacepat boh..."
"idia ma?"
"indon boh, di talepon on"
"idia ma ia?"
(*&#@%)" son ma ho ro! "
nah,,di samperin deh aku sambil ngomong kayak yang lagi nagih utang
"idia ma?"
"bege ma dah telepon on, naron i boto ho do sanga ise i"
di tempelinlah telepon tersebut ke telinganya sampe lubang-lubang telepon itu bener-beneran PAS di pusat pendengarannya. *busyeeettt/. 
"alloouu....."
"HALO!!..HALO!!..."
"olo..olo.."
"biadoowwhh..."
"sehat! mamua langa?"
"nadong, giot manelepon sajong do dah.."

karena suara telepon tersebut sampe kedengaran di telingaku kayak orang yang lagi teriak-teriak mikir "owalahhhhh......"

3. ada yang juga yang gunakan telepon sebagai identitas rumah itu sendiri.
aku teringat waktu SD dulu %^&#$@
aku dan teman-teman SD dulu udah pada telepon rumah. nah,,kami tuker-tukeran nomor telepon rumah deh. tap ada yang ga mau ngasih nomor telepon rumahnya. kayak temen aku namanya si "K" . kami biasanya memanggilnya "kandang manuk". dengan gaya yang super cuek and bebek *maksudnyacuekbebek/ itu ogah-ogahan ngasih nomor telepon rumahnya. dia mikir gini "aku kan keren, cari sendiri donk". Nah, karena temen-temenu yang pada ngefans berat ama dia, di selidikilah nomor telepon rumahnya di buku telepon. 
"ADA!! "
"ketemu..ketemu........yes..yess.."
"darimana tau?" tanya yang lain
"bisa donk, KATA AYAHKU bisa di lihat nomor telepon rumah hanya dengan melihat nama ayahnya"
"emank bisa?! kenapa ga pake nama ibu atau nama neneknya aja?"
"yah ga boleh donk, mungkin ayahnya lebih berkuasa"
"owch, kalau gitu coba cari yang namanya ZULKIFLI" tanyaku
"itu nama ayah siapa?"
"ayahku"
(?)
nah, ketemu deh nomor teleponnya si "K". dan keesokan harinya dia curhat ke teman-teman
"eh, ada yang nelpon ke rumahku loh.."
"oya??"
"iya, tapi kayaknya orang gila deh, soalnya pas aku angkat dia cengar-cengir di telepon itu"
salah satu teman ku udah mulai deh salah tingkah. dan aku yakin dia bakal kapok untuk menelpon si "K" untuk kesekian kalinya.

Nah, itu yang zaman jadul pada masa aku mungil-mungil doeloe (liat aja ejaan "doeloe" nya, jadul kan?). 
tapi, kalo di era modern ini biasany digunakan masyarakat sebagai fasilitas internet, seperti kabel LAN. yah, seperti yang sedang kulakukan ini, modern kan???

2 komentar: